Jumat, 13 Juni 2025

RESUME 15 II Hubungan dinamis antara juru dakwah agama Islam dan masyarakat Nusantara

 

Pertemuan ke 15 : Hubungan dinamis antara juru dakwah agama Islam dan Masyarakat 

1. Islam dan Keindonesiaan

Masuknya Islam ke Nusantara merupakan hasil dari proses panjang melalui berbagai jalur seperti perdagangan, pernikahan, pendidikan, seni budaya, dan dakwah. Para juru dakwah seperti Wali Songo memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam dengan pendekatan yang santun dan menghargai budaya lokal. Islam tidak datang untuk menghapus tradisi yang sudah ada, tetapi justru mengakomodasi dan memadukannya dengan ajaran Islam secara bertahap. Contohnya dapat dilihat dalam seni pertunjukan wayang kulit dan gamelan yang digunakan untuk berdakwah. Nilai-nilai Islam seperti toleransi, persaudaraan, dan gotong royong sangat sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, hubungan antara Islam dan keindonesiaan bersifat harmonis dan saling memperkuat dalam membentuk jati diri bangsa.

2. Islam, Demokrasi Pancasila, dan Wawasan Keindonesiaan

Islam sebagai agama rahmatan lil โ€˜alamin sangat mendukung prinsip-prinsip demokrasi yang adil dan beradab sebagaimana tercermin dalam Pancasila. Konsep musyawarah dalam Islam sejalan dengan nilai-nilai demokrasi yang menjunjung tinggi partisipasi dan keadilan. Umat Islam di Indonesia telah membuktikan bahwa agama dan negara dapat berjalan berdampingan, di mana Pancasila diterima sebagai dasar negara yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks wawasan keindonesiaan, umat Islam dituntut untuk mencintai tanah air, menjaga keutuhan bangsa, dan hidup berdampingan dalam keberagaman. Prinsip cinta tanah air adalah bagian dari iman, yang berarti menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah kewajiban keagamaan. Dengan demikian, Islam menjadi kekuatan moral yang memperkokoh semangat kebangsaan dan demokrasi Indonesia.

Kesimpulan : Islam dan masyarakat Nusantara memiliki hubungan dinamis yang saling membentuk dan memperkaya satu sama lain. Penyebaran Islam dilakukan dengan pendekatan budaya, bukan kekerasan, sehingga diterima dengan baik oleh masyarakat. Nilai-nilai Islam yang universal seperti toleransi, musyawarah, dan keadilan sangat sejalan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Demokrasi Pancasila sebagai dasar negara juga tidak bertentangan dengan ajaran Islam, justru selaras dalam menciptakan kehidupan berbangsa yang adil dan harmonis. Oleh karena itu, umat Islam memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga persatuan, menolak paham radikal, dan memperkuat wawasan kebangsaan demi keutuhan NKRI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar